catatan lelaki homo
Minggu, 31 Juli 2016
Untuk dek Done.
Tau kah kamu dek soal istilah kata "kucing" dalam dunia sosial kita yang keji ini. Kucing itu lucu dan gemesin saat di pelihara. Di pelihara di sini ya diberi makan, diberi tempat tinggal dan di beri kasih sayang. Yang penting pemilik senang akan dirinya, kadang juga sampai di didik biar lebih cantik dan anggun. Begitu juga istilah "kucing" dalam sosialita ini. Memang antara kucing dan cinta sejati dalam dunia gay itu mirip 2 sedikit. Tapi namanya "kucing" ya tetap kucing.
Kamu itu ga perlu ikut denganku atau hidup denganku dek. Kamu itu masih muda dan bebas memilih masa depan, tetapi bukan sebagai kucing. Aku memang berkecukupan tetapi aku tak mau melakukan seperti itu. Aku tidak bermaksud menghina rasa cintamu atau kesetiaanmu, hanya saja aku aku benar-benar tidak menginginkannya. Pertama karena dosa dan kedua karena itu juga tidak manusiawi. Menjadi gay seperti ini saja aku sudah merasa dosa besar apa lagi melakukan hubungan kasih sayang dengan dirimu. Memang dulu aku pernah membuat kesalahan dengan menjalin hubungan cinta sesama jenis dengan Ringgo. Aku merasa semua itu kesalahan makanya aku pergi menjauh darinya dan terdampar di sini.
Menjadi kucing itu memang tidak ada salahnya tapi jika kamu melakukannya itu kesalahan. apa yang kamu inginkan sehingga mau di pelihara orang? padahal kerja di desa itu sungguh menguntungkan. Apa lagi kamu yang memiliki warisan yang cukup berlimpah. ga usah malu menjadi petani atu perternak, yang penting sandang, pangan dan papan sudah terpenuhi.
Dek Done yang baik hati dan sangat perhatian. Janganlah kamu malu sebagai orang desa dan bekerja hanya sebagai petani dan peternak. Ingatlah kalau penghasilanmu sangat besar, melebihi gajiku dek. Mau tahu?
hitung saja gajiku 3jt per bulan. makan 3jt X 12 Bulan = 36 juta. 40 juta itu plus bonus dan THR.
sedangkan kamu dek dalam satu tahun
dalam satu tahun kamu bisa jual 2-3 ekor sapi 3 ekor sapi x 15juta sudah 45 juta
dalam satu tahun kamu juga bisa jual 3-5 ekor kambing. 5 ekor kambing X 1.5 juta sudah 7,5 juta
dalam satu tahun kamu juga bisa jual 10-40 ekor ayam (1-4 ekor ayam dalam satu bulan). 40 ekor ayam X 100 ribu sudah 4 juta.
belum perolehan mu dari hasil sawah dan sewa lahan sawah. Padahal rumput pun kamu tak pernah beli.
Rabu, 20 Juli 2016
Lanjut kemarin
Aku tahu pasti bayak pertanyaan tentang
tulisanku kemarin. Malah kebanyakan dari kalian mungkin banyak yang tidak
pecaya. Untuk memeperkuat perkataanku tersebut akan kujelaskan di sini.
Aku di sini baru sekitar satu tahunan.
Kekerjaanku di sini sebagai penyuluh lapang. Ingat penyuluh lapang itu memiliki
banyak bidang, dan kalian tidak usah tahu aku di bidang yang mana. Yang jelas
aku mengurusi 3 kecamatan di kabupaten ini. Hampir setiap hari aku masuk ke
desa desa untuk memperoleh data yang memang di butuhkan. Dari sanalah aku
mengenal dan akrab dengan beberapa warga desa.
Awal akau bisa masuk dalam duni gay di
perdesaan karena ada yang memasukkanku. Ingat dari 1/15 kaum gay di desa adalah
yang sangat terlihat jelas kalu mereka gay sisanya tersamar dengan sempurna.
Dari salah satu teman tersebut aku bisa masuk dan kenal dengan kaum gay di
sana. Dan kaum 1/15 itu juga yang sebenarnya kunci penyebaran dan saling
mengenal kaum gay di perdesaan. Memang di perdesaan itu smartphon juga ada tapi
sosialita mereka tidak sebesar di kota besar. Apalagi kaum gay yang sudah
berumur yang masih belum mengerti sosialita di jejaring sosial mereka hanya
mengenal kaumnya dari satu mulut ke mulut lain.
Jika di desa seperti itu lain pula di kota
kabupaten di sini. Kalau kaum gay di kota kabupaten sini memang hampir sama
dengan dikota besar lainnya, terlihat walau sedikit-sedikit tersembunyi. Walau
satu kabupaten tetapi antar kecamatan sangatlah beda pergaulannya. Sungguh unik
memang.
Rabu, 15 Juni 2016
Gay di perdesaan
Ini saya buat dari pengalaman saya selama di
desa. Sebuah kota terpencil di pulau jawa yang tenang, aman damai santosa.
Memang saya baru satu tahun di sini tapi banyak cerita yang bisa saya ungkapkan
tentang dunia pelangi di kota ini. Maaf tidak akan saya beri tahu kota apa
tersebut.
Dunia gay memang sangat tertutup, tetapi jika
di kota besar berlahan tapi pasti dunia gay sedikit terbuka. Tapi bagai mana di
perdesaan? Memang sangat jarang ada omongan tentang dunia gay di suatu wilayah perdesaan
tetapi mau tak mau kaum gay itu selalu ada di manapun. Entah apa yang mendorong
naluri kaum gay itu ada tetapi nyatanya setelah apa yang saya tahu semuanya
terbongkar cukup jelas di kota ini.
Walaupun di perdesaan orang gay itu tetap ada,
hanya saja mereka terselubung dalam kehidupan desa dengan sangt sempurna. Hanya
sekitar 1/15 kaum gay yang terlihat jelas kalau dia gay di perdesaan, sisanya
tersamar dengan sempurna. 1 dari 15 orang itu pasti pemilik salon tentunya dan
biasanya tukang pijat, sisanya tidak terlihat jelas karena mereka bekerja
seperti orang desa lainnya. Biasanya para kaum gay memiliki radar (naluri)
untuk mengetahui kaumnya sendiri sehingga mereka tahu mana sesamanya dan mana
yang bukan (laki-laki tulen) tetapi di perdesaan hal itu sangat sulit di
lakukan (atau mungkin radar gay saya yang rusak).
Menurutku laki-laki gay di perdesaan ini
sangat lah sulit di bedakan dengan laki-laki normal. Dari cara berjalan, cara
melambaikan tangan, cara ngobrol, cara makan dan tingah laku mereka sama sekali
tidak terlihat kalau mereka itu gay. Di tambah profesi mereka sangatlah wajar
mulai petani, peternak, pedagang, hingga guru dan ustat.
Yang saya tahu para laki-laki gay di perdesaan
ini berkomunikasi dan saling mengenal dengan cara yang entah saya sendiri tidak
bisa mengetahunya secara pasti. Yang jelas dari mulut satu orang gay ke mulut
orang gay tanpa adanya sosial media yang mencolok, saya sampai sekarang tidak
mengetahunya dari mana mulanya satu orang bisa mengenal orang gay lainnya.
Yang paling menarik di dunia gay di perdesaaan
ini mereka sama-sama menjalani hubungan hubungan pacara (boyfren/BF) sama
seperti di perkotaan. Uniknya lagi hubungan itu berjalan sangat lama hingga
salah satunya meningalkan kota tersebut. Kalau tidak ada yang meninggalkan kota
tersebut ya hubungan mereka mungkin akan langgeng. Heheeee....
Asal kalian tahu saja walaupun mereka
laki-laki gay mereka semua memiliki anak dan istri, mungkin kareana hal
tersebut kaum gay di perdesaan sangat tidak terlihat. Hubungan keluarga mereka
dengan pasangan gay merka pun juga sangat harmonis dan saling kenal. Kebanyakan
mereka mengenalkan BF nya masing-masing ke anak istri sebagai teman atau
sahabatnya.
Kasusnya yang saya lihat seperti ini :
Pak tono memiliki Bf pak Basuki. Pak Tono
maupun Pak Basuki memiliki anak istri sendiri-sendiri. Karena Pak Tono dan Pak
Basuki BF an jadinya mereka sering sekali bertemu. Karena terlalu sering
bertemu keluarga Pak Basuki maupun keluarga Pak Tono menganggap mereka berdua
berteman akrap. Sehingga mereka semua tidak mempengaruhi hubungan kelauarga.
Unik bukan. Bahkan kebanyakan mereka
mengganggap keluarga Bfnya adalah kelauarganya juga. Tapi istri tetap milik
masing-masing. Heheeee.....
Mungkin karena hubungan itu juga jarang sekali
namanya berganti Bf atau berganti pasangan atau lebih tepatnya putus dari BF an
yang sering terjadi di perkotaan, kalaupun mereka agak bosan katanya mereka
akan cari pasangan gay lainnya dan mencoba tukar pasangan dalam semalam.
Masalah hubungan intim kaum gay di perdesaan
sebenarnya sama seperti mereka di perkotaan. Ada yang jadi TOP dan BOT dan ada
juga yang kedua-duanya. Sedangkan tempat hubungan bercinta mereka cukuplah
extrim menurut saya. Bagai mana tidak
extrim jika hubungan intim itu di lakukan di mana saja dan jarang sekali di
lakukan di dalam rumah atau kamar (kata beberapa orang yang saya dengar).
Mungkin hal tersebut dikarenakan sistem
kehidupan di desa dimana dalam satu rumah terdapat beberapa keluarga mulai
kakek nenek, paman bibi hingga para sodara dimana rumah hampir tidak pernah
sepi. Ingat di perdesaan tidak ada jam kerja tetap jadi kehidupan berjalan
sangat menyesuaikan keadaan.
Lalu di mana para kaum gay melakuakn hubungan
intim? Coba bayangkan keadaan di desa. Di desa yang saya tinggali sekarang saja
misalnya. keadaanya seperti ini, desa itu hutan, kebun dan sawahnya sangat
luas. Hutan di tanami jati maupun mahoni dan pohon produktif lainnya, kebun
kenyakan di tanami beberapa sayuran dan kandang (entah ayam, sapi, kambing dll)
lalu sawah yang sangat luas yang saat siang sangat sepi. Dan pastinya kalian
dapat menebaknya dimana kaum gay di desa berhubungan intim. Iya seperti dalam
khayalan-khayalan kita. Sama pesis.
Dan selama ini dari yang saya ketahui belum
ada tuh namnya kaum gay di perdesaan yang kepergok mesum. Benar ga? Bener
ga???? Mungkin karena (yang saya tahu) ya kalau laki-laki buka baju saat kerja
di bilang wajar. Misal di sawah atau cari rumput di kebun atau hutan laki-laki
ga pakai baju juga ga masalah kan? Apalagi jika pada dasarnya ada dua orang
laki-laki yang buka baju bersama dan kedua laki-laki tersebut telah di ketahui
warga sering bersama sebagai sahabat karip misalnya. Ya warga merasa
wajar-wajar saja. apalagi pakaian mereka simpel, ke sawah, ke kandang atau cari
rumput pakaian mereka Cuma celana kolor dan kaos saja bahan ada yang Cuma pakai
sarung saja.
Tapi ada juga kaum gay yang saya kenal menjadi gay
karena memergoki pendahulunya melakukan hubungan intim seperti itu lalu dia
menjadi ketularan. Kebanyakan juga pasangan gay di perdesaan itu sudah terjadi
pasangan semenjak mereka puber hingga keduanya menikah dan punya anak hubungan
itu tetap berlanjut
Jumat, 29 Januari 2016
Kenyamanan
Jujur hidup seperti ini sangatlah nyaman. Rasanya ingin
sekalai begini terus dan tak akan berahir. Tapi sebagai mahluk Allah aku tahu
semua ini pasti ada ahirnya. Roda kehidupan itu selalu berputar.
Sekarang semuanya sangatlah damai. Hidup di kota kecil
dengan seribu satu pemandangnnya. Gaji tak begitu besar tapi lebih dari cukup
untuk hidup di sini. Kerja yang sangat menyenangkan sesuai gambaran saat masih
kuliah. Tetangga dan teman kantor dan mess yang sangat ramah tamah. Disini bisa
saling berbagi kebahagiaan walau dengan cara sederhana. Pokoknya di sini
sangtlah aman damai santosa. Aku suka.
Tapi sampai kapankah semua ini akan terjadi. Lamakah kehidupan
seperti ini akan berlangsung. Atau waktu akan berlalu dengan cepat? Rasanya aku
tak ingin mengahiri waktu ini. Aku sangat nyaman dengan keadaan seperti ini. Sungguh
damai.
Tapi apakah akan terus begini? Aku akan semakin tua. Tenagaku
kan semakin menurun. Kecepatan berpikirku akan semakin lemah. Ingatanku akan
semakin menghilang dan ajalpun akan menjemput. Kapankah kiranya aku menikah? Berkeluarga
dan memiliki keturunan? Sanggupkah aku yang gay ini melakukannya?
Ya Allah berikan aku petunjuk akan semua karunia terindahmu
ini.
Sabtu, 12 Desember 2015
apa kabar kalian
Sepertinya saya sudah sangat lama sekali tidak menulis di
blog ini. Jutaan kisah sudah terjadi yang tidak bisa aku tulis di blog ini. Terutama
apa yang terjadi dengan aku dan Ringgo. Dan ahirnya setelah kejadian yang
mengerikan antara aku dan ringgo aku memutuskan untuk pergi dari kota tersebut
meninggalkan Ringgo dan kekasihku yang lain.
Jika ada waktu akan aku tuliskan apa yang terjadi antara aku
dan ringgo, sekarang aku akan memberitahu aku sekarang di mana.
Aku sudah 2X beganti pekerjaan semenjak aku pindah kerja di
tempat kerjaku yang dulu. Alhamdulillah sekarang aku berada di kota kecil dan
terpencil tetapi sangat indah di pulau jawa. Disini ada banyak gunung, pantai
dan goa. Sungguh damai tempat ini.
Sebelumnya beberapa bulan sebelum ini aku berada di kota Semarang. Saying aku merasa tidak nyaman berada di sana. Dunia gay di semarang
sungguh sangat terbuka dan aku sangat tidak menikmatinya. Dan sekarang aku
pindah ke kota ini. Walau gaji ¼ dari gaji di kantor lama tetapi di sini sangt
menyenagkan.
Bagaimana tidak menyenagkan. Di sini semua sudut kota memiliki
pemandangan yang sangt indah. Membuat hati terasa tentram sekali. Memang ini
kota terpencil tetapi tidak semenakutkan di pedalaman. Berbagai Bank ada di
sini walau tidak besar. Berbagai toko modern
juga ada walau tidak selengkap di kota besar. Harga kebutuhan pokok di sini
cukup dan sangat terjangkau. Yang agak malah di sini adalah harga sandang atau
perlengkapan hiudup seperti meja kursi dan pakaian. Tapi masih terjangkau lah
buat dompetku.
Tenag kawan aku masih akan berusaha untuk menjadi yang baik
agar tidak terjerumus dalam dunia gay yang semakin meraja lela ini. Doakan aku
agar penisku bisa berdiri tegak saat melihat wanita dan ahirnya aku bisa
menikah dengan wanita. Aku tidak menginginkan menjadi gay seterusnya. Gay adalah
dosa, itu salah.
Sabtu, 07 Maret 2015
Jaman telah berubah
ini saya dapatkan dari sebuah media Online
lihat foto :
terus begini kalau sedang bertengkar:
Anak SD Pacaran. Kalo lagi berantem update status kayak gini: Pas udah ketemu, saling caci maki “Kamu tuh bisa gak sih dewasa dikit?”
tapi di antara itu semua yang bisa bikin kita tertawa adalah jawaban-jawaban hasil ujian dari anak-anak ini. mungkin ini semua karena pergaulan atau tontonan ya.... silahkan lihat:
lihat foto :
Lihat foto kiri (kiri monitormu ya) atas, bergandengan tangan membelakangi yang memoto. Kamu pernah foto beginian gak sama si doi kamu? Kalah lu kan?????
Foto di sebelahnya, kanan atas, senyum manis si cewek didampingi si cowok dengan senyum yang gimana ya? Gak tau ngungkapinnya. Menurutmu itu senyum apa? Dilanjutin foto kiri bawah, si cowok mendapat pelukan ‘hangat’ dari si cewek, duhhhhhhhhh…. kesal atau iri lu kalah saing? Ngaku dehhhhhh >.<
Tinky Winky…. Berpelukannnnnnnnn. Latarnya juga kalah mesra lu kan? Nah nah nah ngaku hayooooo??? Sadisnyaaaaa… Berpelukan di depan temannya pulak itu bah (Bahasa Medan sekelak ya :D).
Itu sekedar pencair suasana suasana. Intinya yang ingin saya sampaikan, kenapa anak SD sudah bisa melakukan hal seperti ini di tempat umum bahkan disaksikan teman-temannya?
Saya tidak menyalahkan siapapun, saya tidak menyalahkan mereka, saya tidak menyalahkan zaman, saya tidak menyalahkan orangtua, namun hanya menghimbau kepada orangtua kami, supaya lebih memperhatikan pergaulan anak kita.
Bagaimana mungkin anak akan konsentrasi belajar kalau masih SD saja sudah ‘Digalaukan’ masalah cinta? Bagaimana mungkin anak akan bisa menimba ilmu dari sekolah jika masih SD saja sudah melakukan hal seperti ini?
Foto ini mendapat komentar beragam dari pengguna Facebook, seperti:
Bahkan mereka difoto oleh entah siapa saat meraba dada cewek itu. Apakah cewek zaman sekarang sudah tidak bisa menjaga harga dirinya lagi? Dan apakah cowok zaman sekarang juga tidak bisa menghargai cewek lagi?Memamng Sudah sangat Bejat moral Generasi kitaIbarat kasaranya bpk ny si cw tsb boleh to menikmati anakny. .orang msh skolh dah cium2 kya itu.main foto lgi hadew…..ayo pak nih anak cw mu mbat aja.dah birahi kyakny hehe…Yg cw ga mikir x ya.itu barang ny si co kan kmungkinan msh kcil. .knp ga nyoba yg gde/dah dewasa y…kan terasa mantap nyHiduplah… Imdonesia RayaPHP PriHatin Polll, Perawan Hampir Punahnauzubillah…apakah harus anak2 cwe jman skrang diumpetin biar ga pda rusak moralnya…yg punya anak cwe ayo dijga baik2..tpi ortu jman skrang trllu bebasin anak2nya buat bergaul sma spa sja tnpa dipantau huhuhu…Jaman sekarang harga diri sudah digantikan dengan hal semacam itu . Apakah engga malu ngelakuin hal negatif kaya gitu di tempat umum terus diphoto lalu di upload? Apakah anak-anak jaman sekarang sudah tidak punya rasa malu? Astagfirullahbhaq itu banjir pan? coba hanyut biar ada adegan dramatisgua masa salpok .. cipokan di banjiran , lu kira itu kolam renang ape pantai ? dek” lu mash kecil udh begituan.
terus begini kalau sedang bertengkar:
Anak SD Pacaran. Kalo lagi berantem update status kayak gini: Pas udah ketemu, saling caci maki “Kamu tuh bisa gak sih dewasa dikit?”
Gambar yg kami kutip dari Facebook ini pun mendapat komentar beragam dari pengguna Facebook:
Anak SD jaman skrg nangis krn diputusin pasangannya..
Kalo ane waktu SD nangis gara2 ketinggalan kartun minggu pagiduh ya Allah liat anak jaman sekarang miris sekali waktu jaman gue masih alhamdulillah banget untungnya.. SD kelas 6 aja masih sempet2 nya main karet, pepeletokan, benteng, dll padahal beberapa bulan lagi itu mau un kelulusan SD.. lah jaman sekarang mah mikirin nya pacaran kasian waktu main nya di ambil buat pacaranPenyebabnya yah gk bukan gk lain sinetron ama remaja sekaranganak SD jaman Sekarang HP nya BB, Iphone, And ZenPhone ,gw SD dolo Hp boleh BB tp kalo di teken nomor 1 bunyinya aia iaastagfirullah sungguh menyeramkan anak sd skrng ini untung gue sd 2001-2008 dimana masa2 indah bermain karet,benteng2an,bola bekel dll. untung gue gk pnya adekorang tua nya gk bisa ngontrol anaknya, lingkungan nya gk bisa memberikan contoh yg baik, tontonan nya juga gk ada yg mendidik, miris banget.
tapi di antara itu semua yang bisa bikin kita tertawa adalah jawaban-jawaban hasil ujian dari anak-anak ini. mungkin ini semua karena pergaulan atau tontonan ya.... silahkan lihat:
Selasa, 03 Februari 2015
kisah ringgo (bag 3)
Sosok yang selalu memperhatikan Ringgo adalah guru Ringgo
kelas 1 SD yang juga tetangga Ringgo. Ringgo kecil tidak pernah menyadari bahwa
sosok itu yang selalu memperhatikannya dan menggantikan sosok ayah di hidupnya.
Mungkin karena rasa iri yang sangat mendalam kepada teman-temnnya membuatnya
lupa akan keberadaannya.
Laki-laki itulah yang mengajari Ringgo bermain bola, bermain
layang-layang, kelereng dan mengajak ringgo jalan-jalan ke pasar malam. Sebenarnya
laki-laki itu sudah berkeluarga dan memiliki dua anak perempuan tetapi kasih
sayangnya kepada Ringgo membuat laki-laki itu terkadang memanjakan ringgo. Walaupun
Ringgo tidak menyadarinya.
Sayangnya Ringgo baru menyadari keberadaanya saat dia sudah
dewasa dan sang laki-laki sudah mulai tua. Dia menyadarinya saat dia muali
bekerja dan mengingat kembali masa lalunya dan saat itu dia baru menyadarinya. Katanya,
dia menyadari hal itu tepat saat malam lebaran (sungguh keajaipanmu ya Allah,
sangat indah).
Laki-laki itulah yang
mengajari Ringgo membaca dan menulis di rumah atupun di sekolah, dia juga yang
mengajari ringgo memaki sarung, mengaji, Sholat dan berbakti kepada ibunya. Dia
juga yang mengajari ringgo bedanya jamaah laki-laki dan perempuan saat shola. Dia
juga yang yang selalu mengajak Ringgo kecil sholat ke masjit terutama saat
sholat jumat. Bahkan yang mengajak Ringgo kitanan adalah dia.
Katanya saat lebaran hari itu Ringgo selalu memanggilnya
ayah, ya laki-laki ituilah yang membuat hati ringo kuat saat menjalani masa
kanak-kanaknya. Tapi sayang saat remaja ringgo terlalu liar.
(saat aku melihat foto laki-laki itu terlihat kewibawaanya,
memang pantas dia membimbing Ringgo)
Mungkin jika ringgo menyadarinya sejak kecil dia tidak akan
terjerumus dalam dunia gay seperti sekarang.
Ringgo terjerumus dalam dunia gay saat kelas 1 SMP. Saat dia
benar-benar membutuhkan kasih sayang dia mencarinya ke bapak-bapak yang dapat
memberinya kasih sayang. Disanalah ringgo menjadi laki-laki simpanan yang ayah
gadungan. Bahkan tubuhnya di serahkan kepada ayah gadunggan.
Memang ayah gadungan itu memberiak kasih sayang yang
berlebih kepad ringgo, tetapi kasih sayang yang berbau sex. Hingga kelas 2 SMA
ringgo menyadarinya dan mulai menjauh.
Sayangnya kenikmatan sejenis membuatnya kembali lagi ke
dunia hitam itu. Walupun dia berusaha untuk menaduh tetapi terkadang dia
terjerumus lagi.
Hingga saat dia sudah mulai bekerja dan mendapat pertanyaan
dari sang ibu, “kapan kamu menikah?” dari sanalah dia mulai sadar kalu dia
merasakan kehilangan rasa suka kepada wanita. Dan hingga kini dia bersamaku
berusaha untuk mencintai wanita.
Kami disini berusaha untuk bisa menikmati dan meneriam
sensor dari lawan jenis tetapi nyatanya itu sangat tidak bisa (belum bisa). Walupun
kami bisa jatuh hati kepada wanita tetapi kami sama-sama tidak tertarik kepada
tubuh wanita. Bagai mana ini bisa? Hidup kami terlalu aneh. Kami laki-laki
tetapi tidak laki-laki. Lalu kita ini apa? How we are? Who am i?
Langganan:
Postingan (Atom)